27 Februari 2009

TIPS MENDAMPINGI ANAK BELAJAR MATEMATIKA

Selama ini terdapat kecenderungan orangtua dan guru menganggap matematika sebagai tolok ukur kecerdasan anak. Seorang anak tidak dianggap cerdas jika nilai matematikanya tidak memuaskan, sekalipun ia sebenarnya pandai dalam mata pelajaran lain.Didorong oleh keinginan untuk memiliki anak yang cerdas matematika, banyak orangtua kemudian tergerak untuk mendampingi anak belajar matematika. Keinginan ini tentu tidak salah, tetapi harus memperhatikan kemampuan anak. Yang lebih penting lagi, orangtua juga harus mengetahui kemampuan dirinya sendiri, apakah ia termasuk orangtua yang mengerti matematika atau tidak.Setelah Anda mengetahui kemampuan anak dan kemampuan diri Anda sendiri, sekarang marilah kita melihat cara pendampingan yang bisa kita berikan kepada anak kita tersayang.
1. Orangtua Tahu – Anak TahuJika Anda mengetahui matematika yang sedang dipelajari anak dan anak Anda pun pandai matematika, Anda dapat mendampinginya dengan mengajaknya diskusi. Anda bisa menciptakan suasana bermain yang di dalamnya unsur-unsur matematika terlibat.Anda juga dapat membuat soal-soal matematika yang beragam sebagai latihan anak untuk menerapkan rumus yang didapat di sekolah ke dalam berbagai situasi. Ini akan mengasah keterampilan anak untuk mengerjakan soal-soal dengan cepat. Penguasaan yang lebih dan kondisi yang kondusif dalam mempelajari matematika juga memberi sumbangan besar terhadap semangat belajar anak.
2. Orangtua Tidak Tahu – Anak TahuJika Anda menempati posisi ini, Anda dapat mendamping anak belajar matematika dengan meminta dia menjelaskan atau tepatnya menceritakan kepada Anda apa yang sedang ia pelajari. Biarlah ia menjadi guru dan Anda menjadi “murid” yang mendengarkan penjelasan “sang guru”.Keuntungan cara ini, anak Anda mengulang apa yang telah diterima di sekolah secara lebih sistematis. Ini membuatnya lebih menguasai materi yang dipelajari. Keuntungan lain, Anda memperoleh ilmu. Informasi yang diperoleh dari penjelasan anak membuat Anda mengerti perkembangan ilmu matematika yang diajarkan di sekolah.Yang perlu Anda perhatikan, jangan sekali-kali berlagak pintar. Bisa fatal akibatnya. Anak bisa kehilangan kepercayaan terhadap Anda. Lebih keras lagi, jangan merusak motivasi belajar anak dengan membandingkan dia dengan saudara kandungnya atau dengan temannya.
3. Orangtua Tahu – Anak Tidak TahuOrangtua yang tahu matematika sedangkan anak tidak tahu, dapat menerapkan pola pendampingan sebagai tutor. Ajarilah anak Anda prinsip-prinsip pokok matematika. Pendampingan Anda bertujuan agar anak memiliki kecakapan dan pemahaman terhadap konsep matematika. Anak tidak hanya dilatih melakukan operasi matematika.Jangan terjebak! Orangtua yang tahu matematika bisa tidak sabar melihat anaknya lambat mengerjakan matematika, sehingga ia mengambil alih pekerjaan rumah si anak. Benar, orangtua menunjukkan kepada anak secara lisan bagaimana cara menyelesaikan soal-soal. Tetapi, itu tidak ada artinya jika orangtua menyampaikan sambil terus mengerjakan PR anak. Ini dapat menumbuhkan ketergantungan yang negatif terhadap Anda.Ada bahaya yang mengintai orangtua di posisi ini. Sebaiknya Anda waspada agar tidak menggerutu atas ketidakmampuan anak. Apalagi jika sampai membandingkan anak dengan orang lain.
4. Orangtua Tidak Tahu – Anak Tidak TahuPada posisi ini, yang dapat Anda lakukan adalah menyemangati dan memberi kepercayaan pada anak bahwa ia memiliki potensi-potensi besar. Dalam posisi ini Anda harus lebih menghindarkan jauh-jauh dari sikap sok mengerti pelajaran anak. Langkah lain yang dapat Anda tempuh, mintalah kakak si anak untuk mendampingi anak belajar. Penjelasan dari tutor sebaya – demikian istilah teknisnya – seringkali lebih mudah dipahami anak daripada penjelasan guru karena menggunakan bahasa yang lebih akrab bagi anak. Jika tidak punya kakak, Anda dapat meminta tolong anak tetangga sebagai tutor sebaya. Atau Anda dapat memanggil guru les privat. Tapi, jika Anda ingin mempunyai anak yang benar-benar cerdas matematika, jangan memanggil guru anak di sekolah sebagai guru les privat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar